Saturday, 28 September 2019
Saturday, 7 September 2019
Membangun Pondasi "versi" PM STTM
- Membangun Pondasi "versi" PM STTM
Hidup sebagai orang Kristen, dasarnya adalah iman. Iman dapat di andaikan sebuah pondasi. Bila pondasi itu kuat, maka bangunan yang di atasnya akan kokoh.
Bila di andaikan lebih lanjut, bahwa dalam membangun pondasi terdapat banyak batu-batu dan campuran pasir, semen & air.. Batu-batu yang keras ini tak akan kokoh, bila hanya di susun dengan sendirinya. sehingga, batu-batu tersebut harus di susun dengan bantuan campuran tadi yang pastinya butuh proses sehingga dapat tercampur dengan baik dan rata agar nantinya dapat kokoh.
Begitulah kira-kira dalam membangun iman jemaat, bahwa akan banyak tantangan yang keras seperti batu. Tetapi dari batu-batu itulah akan terbangun pondasi/dasar iman yang kokoh dengan menghadapi masing-masing tantangan itu dengan penuh kesabaran melewati setiap proses.
Gambar di atas adalah pengerjaan sebuah pondasi/talut di pinggir halaman kampus STT MAMASA. Sambil bekerja, mahasiswa ber-analogi dari apa yang di kerjakan. Dalam semangat kerja sembari berpikir tentang pengandaian ini, lahirnya pemikiran yang di tuliskan di atas.
Bahwasanya 'mungkin' ada saja di antara pembaca yang pemahamannya tidak sesuai dengan hal di atas, maka dari itu kritik dan saran tetap di butuhkan.
Kiranya Tuhan tetap menyertai kita dalam misi pelayanan😊.
Di publikasikan oleh :
Devisi Informasi dan Komunikasi BEM PM-STTM.
Sunday, 18 August 2019
Hikmat Dari Tuhan Melebihi Segalanya
Sumber gambar : https://www.jawaban.com/read/article/id/2016/06/17/58/160616162557/ini_alasan_mengapa_hikmat_lebih_berharga_daripada_emas
Menurut
pendapat umum, orang yang mampu menyelesaikan studinya pada tingkat tinggi akan
di anggap sebagai orang berhikmat. Contoh ; orang yang menyelesaikan studi
sampai SMA di anggap memiliki hikmat lebih rendah dari seorang sarjana (S1),
kemudian yang berijazah S1 masih dikalah hikmatnya dari lulusan master (S2), dan
seterusnya. Tetapi, itu hanya menurut pemikiran
manusia. Dalam hal pengetahuan dan juga kecerdasan intelektual memang
mereka memiliki tingkat yang berbeda, tetapi orang yang tingkat pendidikannya
tinggi belum tentu mempunyai “hikmat” seperti yang di maksudkan dalam Alkitab. Kata
hikmat yang di maksud dalam ayat di atas adalah wahyu dari Tuhan. Perihal
hikmat ini biasa tidak pernah terpikirkan oleh orang di dunia ini. Bagi mereka,kecerdasan dan keahlian
sudah lebih dari cukup.
Hikmat hanya dapat kita peroleh apabila kita memiliki hati yang takut akan Tuhan. Artinya
ketika kita taat melakukan segala kehendak Tuhan, hikmat itu akan diberikan.
Oleh karenanya, setiap kita harus selalu berusaha mendapatkan hikmat itu. Bagai
mana caranya ? “…jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku dalam
hatimu, sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan
hatimu kepada kepandaian ; jikalau engkau mencarinya seperti perak,dan
mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh
pengertian tentang takut akan Tuhan dan mendapatkan pengenalan akan Allah”.
Sebagai orang
percaya, didalam hidup kita ada Roh Kudus yang adalah sumber hikmat itu. Tetapi
apabila kita hidup dalam kedagingan, hawa nafsu dan tidak mau tunduk kepada
kehendak Tuhan, kita telah memadamkan Roh Kudus yang ada di dalam diri kita.
Akibatnya hikmat tidak kita dapatkan, padahal Roh Kuduslah yang memberikan
hikmat itu kepada kita. Sebaliknya, jika hidup kita dipenuhi Roh Kudus, kita
akan mengerti apa kehendak dan isi hati Tuhan. Yang utama adalah mengandalkan
hikmat dari Tuhan, kemudian barulah ditunjang oleh kepandaian kita.
Amsal 3:13-14
Hikmat Dari Tuhan Melebihi Segalanya
Menurut
pendapat umum, orang yang mampu menyelesaikan studinya pada tingkat tinggi akan
di anggap sebagai orang berhikmat. Contoh ; orang yang menyelesaikan studi
sampai SMA di anggap memiliki hikmat lebih rendah dari seorang sarjana (S1),
kemudian yang berijazah S1 masih dikalah hikmatnya dari lulusan master (S2), dan
seterusnya. Tetapi, itu hanya menurut pemikiran
manusia. Dalam hal pengetahuan dan juga kecerdasan intelektual memang
mereka memiliki tingkat yang berbeda, tetapi orang yang tingkat pendidikannya
tinggi belum tentu mempunyai “hikmat” seperti yang di maksudkan dalam Alkitab. Kata
hikmat yang di maksud dalam ayat di atas adalah wahyu dari Tuhan. Perihal
hikmat ini biasa tidak pernah terpikirkan oleh orang di dunia ini. Bagi mereka,kecerdasan dan keahlian
sudah lebih dari cukup.
Hikmat hanya dapat kita peroleh apabila kita memiliki hati yang takut akan Tuhan. Artinya
ketika kita taat melakukan segala kehendak Tuhan, hikmat itu akan diberikan.
Oleh karenanya, setiap kita harus selalu berusaha mendapatkan hikmat itu. Bagai
mana caranya ? “…jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku dalam
hatimu, sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan
hatimu kepada kepandaian ; jikalau engkau mencarinya seperti perak,dan
mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh
pengertian tentang takut akan Tuhan dan mendapatkan pengenalan akan Allah”.
Sebagai orang
percaya, didalam hidup kita ada Roh Kudus yang adalah sumber hikmat itu. Tetapi
apabila kita hidup dalam kedagingan, hawa nafsu dan tidak mau tunduk kepada
kehendak Tuhan, kita telah memadamkan Roh Kudus yang ada di dalam diri kita.
Akibatnya hikmat tidak kita dapatkan, padahal Roh Kuduslah yang memberikan
hikmat itu kepada kita. Sebaliknya, jika hidup kita dipenuhi Roh Kudus, kita
akan mengerti apa kehendak dan isi hati Tuhan. Yang utama adalah mengandalkan
hikmat dari Tuhan, kemudian barulah ditunjang oleh kepandaian kita.
Thursday, 15 August 2019
Memperingati HUT RI ke-74, Mahasiswa STT MAMASA lakukan pembersihan di sekitar Kota Mamasa
Jumat 16 Agustus 2019, warna ungu dan merah memenuhi
jalanan di sekitar kota Mamasa. Pada Jumat pagi, mahasiswa dari Sekolah Tinggi
Teologi Mamasa melaksanakan kegiatan “Peduli Lingkungan” dengan berkeliling di
kota Mamasa membersihkan sampah-sampah yang berserakan di sekitar jalan dan di beberapa
titik pembersihan.
Dalam kegiatan tersebut, turut serta salah seorang staf
administrasi bapak Joni Demmarapa S.E untuk mendampingi para mahasiswa dalam
menunjukkan rasa kepedulian civitas akademika STT MAMASA.
“Dasar dari kegiatan ini adalah bentuk partisipasi kita
sebagai bagian dari masyarakat yang tinggal di kota Mamasa” Ungkap Melkias,
Sekretaris BEM STT MAMASA yang ikut dalam kegiatan tersebut. “ini adalah bentuk
rasa syukur kita sebagai warga negara yang dapat memperingati lagi Hari Ulang
Tahun Proklamasi kemerdekaan” tambahnya.
Adapun titik-titik pembersihan yang di lakukan oleh
mahasiswa tersebut adalah berangkat dari Kampus Ungu, lalu berjalan sambil
memungut sampah yang berserakan di jalan menuju Taman Makam Pahlawan, kemudian
menuju ke Lapangan Tribun Mamasa. Setelah membersihkan area Lapangan mereka
melanjutkan pembersihan di Taman Kota, area eks pasar lama dan melanjutkan lagi
membersihkan di Aula GTM lalu kemudian kembali ke kampus.
“kami sampaikan dirgahayu Republik Indonesia yang ke 74,
MERDEKA ! “ Ujar Melkias.
Subscribe to:
Posts (Atom)